Wednesday, August 24, 2016

Harga Rokok Naik Jadi Rp. 50.000,00 per Bungkus

Selamat siang sobat bakso!
Masih suasana ulang tahun Indonesia nih, mimin mau mengajak sobat bakso semuanya untuk berpikir kritis mengenai isu - isu permasalahan yang ada di negara kita.
Salah satunya yang saat ini sedang marak di kalangan masyarakat, yaitu naiknya harga rokok hingga lebih dari dua kali lipat harga normalnya, menjadi Rp. 50.000,-/bungkus.
Seperti yang kita ketahui, tidak dapat dipungkiri bahwa rokok menjadi salah satu kebutuhan bahkan gaya hidup bagi masyarakat Indonesia, mulai dari masyarakat dengan kelas ekonomi bawah maupun kelas ekonomi tinggi.
Ya, hal yang sangat sederhana, kebiasaan perokok di Indonesia, setelah makan malam atau makan siang, mereka akan merokok sebagai "pencuci mulut" mereka, atau ketika bekerja mereka akan merokok untuk menghilangkan rasa kantuk atau menambah semangat dalam bekerja, hal lain lagi yang menimpa mahasiswa sekarang, dimana mereka menggunakan rokok untuk menghilangkan rasa lapar (sering terjadi pada anak kos).

Selain menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat Indonesia, rokok juga menjadi penopang perekonomian di Indonesia. Perusahaan terbesar nomor satu di Indonesia adalah perusahaan rokok, bahkan brand rokok asli Indonesia sudah dikenal dunia dan penjualannya sudah melebihi puluhan negara di dunia. Hal ini menjadi sangat sulit untuk menghilangkan rokok dari wilayah Indonesia,

Namun yang menjadi concern pemerintah disini adalah kesehatan masyarakat Indonesia. Walaupun rokok ini memiliki banyak peminat, dampak yang dihasilkan oleh rokok bagi kesehatan manusia bukanlah hal yang positif, bukan hanya perokok aktif tetapi juga perokok pasif yang berada di sekitar perokok aktif. Para perokok pasif yang menghirup asap dari perokok aktif akan terkena imbasnya yang jelas berdampak bagi kesehatan mereka pula.
Sudah sangat jelas bahwa merokok merupakan hal negatif yang dapat mengancam kehidupan manusia di masa depan.

Wacana kenaikan harga rokok hingga Rp 50.000 muncul berdasarkan hasil studi yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany dan rekan-rekan menemukan keterkaitan antara harga rokok dan jumlah perokok. Dari studi itu terungkap bahwa sejumlah perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali lipat. Dari 1.000 orang yang disurvei, sebanyak 72 persen bilang akan berhenti merokok kalau harga rokok di atas Rp 50.000.

Pemerintah sendiri mengatakan bahwa cukai rokok selalu ditinjau ulang setiap tahun. Sejumlah indikator menjadi pertimbangan, yakni kondisi ekonomi, permintaan rokok, dan perkembangan industri rokok. Salah satu yang mengkhawatirkan apabila kebijakan ini mulai berlaku adalah, para petani tembakau. Mereka ketakutan apabila pendapatan mereka menurun apabila rokok mulai berkurang produksinya dikarenakan peminat yang mulai berkurang karena harganya yang melejit tinggi. Salah satu kota penghasil tembakau di Indonesia yaitu kota Kendal, dikatakan oleh Bupati Kendal Mirna Anissa menyambut baik wacaba kenaikan harga rokok menjadi Rp 50.000 per bungkus. Dengan naiknya harga rokok, diharapkan bisa diikuti dengan kenaikan harga tembakau.
Sehingga hal ini tidak perlu dikhawatirkan oleh petani tembakau apabila takut perekonomian mereka menurun.

Kenaikan harga rokok ini tentu menimbulkan banyak pro dan kontra di kalangan masyarakat bahkan sesama anggota pemerintahan. Banyak yang merespon positif dengan latar belakang kesehatan masyarakat Indonesia, serta menjurus ke arah penghematan perekonomian warga Indonesia, serta menjauhkan rokok dari anak - anak di bawah umur yang di jaman sekarang banyak sekali mengkonsumsi rokok.
Namun terdapat juga respon negatif yang melatar belakangkan perekonomian Indonesia akan menurun apabila harga rokok dinaikkan sehingga konsumen rokok akan berkurang, dan menyebabkan perekonomian Indonesia menurun.

Kamu sendiri, pro atau kontra sobat bakso dengan isu ini?
Yang jelas mari kita jaga kesehatan diri kita dan orang- orang yang kita sayangi yang ada di sekitar kita. Pintar - pintarnya kita bagaimana mengsiasati perekenomian kehidupan kita masing - masing, dan yang jelas mendukung atau menolak secara nyata dengan kebijakan pemerintah yang berlaku di Indonesia, jangan hanya berkoar melalui saran meskipun itu saran yang positif dan masuk akal, namun juga mengaksinyatakan.

Sumber 

No comments:

Post a Comment